Memanjangkan Empati Melalui Cerita

by - 11/25/2019 04:07:00 PM

Sudah terlalu lama blog ini terbengkalai bahkan sebelum banyak berisi cerita. Hari ini, tergerak untuk mendengarkan dan mengambil ilmu dari apa yang Mbak Windy Ariestanty sampaikan dalam workshop menulis yang saya syukuri karena bisa dilihat melalui website Narasi TV. 

Dan apa yang disampaikan oleh Mbak Windy selalu menakjubkan buat saya. Hampir tidak ada penyangkalan, selain perasaan mengamini. Sayang banget sama Mbak Windy yang sedemikian rupa ketika menceritakan, bahkan dalam sesi wokshop-pun yang dia sampaikan adalah menerapkan apa yang akan dia sampaikan, yaitu bercerita. 

Dalam workshop yang berjudul Give Your Story A Voice Mbak Windy menyampaikan bahwa seseorang bercerita itu adalah upaya-upaya untuk membangun empati. Dimulai dari pentingnya bercerita yang menurutnya adalah bahwa cerita berguna untuk memperpanjang ingatan tentang sesuatu. Kenapa pencatatan ini penting dikarenakan berhubungan dengan kepunahan. Langsung oleh Mbak Windy dimulai dengan cerita mengenai bukti-bukti peradaban di salah satu daerah di Pulau Maluku yaitu di Pulau Tanimbar Kei. Seorang antropolog Perancis konon menceritakan bahwa di Pulai Tanimbar Kei tidak ada yang mampu menjelaskan mengenai struktur bangunan rumah asli penduduk Kei dan juga tradisi budaya yang masih mereka lakukan hingga saat ini, selain apa yang mereka katakan, menurut nenek moyang mereka. Hal tersebut dikarenakan tidak ada pencatatan sama sekali mengenai kebudayaan Tanimbar Kei. Satu-satunya pencatatan yang ada adalah milik antropolog Perancis tadi dan dibawa pulang ke negaranya. 

Dari cerita tersebut Mbak Windy bilang bahwa pencatatan atau cerita menjadi penting untuk memperpanjang ingatan tentang sesuatu. Dikatakan oleh Mbak Windy, "Ingatan menjadi mudah untuk ditelusuri karena ada bukti dan kita menjadi tidak lupa."

Menyambung dari apa yang disampaikan oleh Mbak Windy, aku juga menyadari bahwa pentingnya pencatatan adalah agar kita tidak begitu mudah lupa untuk hal-hal yang sebenarnya penting, tapi karena kita menjalani dengan setengah hati atau tidak dalam kesadaran penuh, maka akan semudah itu lupa. Contohnya? Semua mata kuliah/pelajaran kita. Ketika tidak dibantu oleh pencatatan kita atau mendapat bukti-bukti tertulis maka sepertinya sedikit mustahil kita akan mengingat kembali ketika membutuhkan pengalaman atau pengetahuan tertentu. Bahkan, aku yang dulu suka mencatat berbagai hal di buku kecil ketika ditanya satu bagian saja yang pernah kutulis, maka hampir dimungkinkan aku sudah tidak mengingatnya. Tetapi ketika dirangsang dengan membaca pencatatan tersebut, aku bisa mengingat sedikit banyak pada momen apa aku mencacat hal tersebut. Dari pencatatan bisa meresonansi cerita yang ada. 

Poin kedua ketika ditanya apa pentingnya bercerita adalah menghubungkan manusia. Dicontohkan oleh Mbak Windy mengenai cerita John Hersey penulis Hiroshima bahwa dari cerita tersebut semua orang tergerak untuk berpikir dan berempati bahwa tidak ada sedikit pun keuntungan yang didapatkan dari perang. 

Cerita juga mampu membangun empati dari orang-orang yang membaca atau mendengar. Seperti halnya cerita-cerita personal di Instagram, Twitter (thread) yang mampu menggerakkan orang-orang untuk berempati, seperti memberika bantuan material atau berupa dukungan. Untuk poin ini, banyak sekali contohnya, bukan hanya kejadian dalam hitungan hari, bahkan bisa hitungan detik. Konten-konten berseliweran mengenai cerita individu, kelompok maupun kondisi-kondisi yang merangkum isu publik untuk membuat semua orang relate. Cerita pada intinya berbahan dasar 'manusia', maka dari itu yang akan dihasilkan adalah empati. 

Pencerita-pencerita (kita), penulis sedang bekerja untuk kemanusiaan. Kita sedang menyelamatkan kemanusiaan. 

Lebih lanjut Mbak Windy menyampaikan elemen penting dalam bercerita agar mampu membangun empati. Elemen pertama yang menurutnya penting adalah berbagi pengalaman. Ketika orang berbagi pengalaman, orang lain tidak ada yang keberatan untuk menyimak. Berbagi pengalaman adalah perjalanan paling autentik yang bisa menjadi kunci untuk membangun empati orang lain. Terlebih ketika apa yang dialami adalah hal-hal yang dekat kehidupan banyak orang seperti pengalaman menjadi ibu, pengalaman berjuang untuk beasiswa dan pengalaman liburan di daerah-daerah eksotis Indonesia dengan kekayaan alam dan kebudayaan yang indah. 

Cerita juga membuat kita tidak menyerah satu sama lain. Ketika apa yang baru saja terjadi pada republik ini ketika demonstrasi mahasiswa dengan tujuh tuntutan terhadap kinerja pemerintah menjadi aksi yang sangat akbar. Bahwa cerita bisa menjadi semangat kolektif untuk akhirnya bisa menggerakkan begitu banyak orang untuk memperjuangkan nasibnya. Bahwa perjuangan kolektif ini bukan perjuangan satu orang melainkan perjuangan seluruh warga negara untuk haknya. 

Cerita juga membuat manusia lebih peka. Dan ini sangat kuamini. Sudah tidak terhitung lagi cerita-cerita yang saya dengarkan dari teman, orang yang tanpa sengaja temui atau orang yang secara sengaja memang saya minta untuk cerita. Dari apa yang mereka ceritakan, membuat aku sebagai manusia lebih peka seperti mengerti perasaan oranglain tanpa harus mengalami apa yang orang tersebut alami. Cerita adalah pintu-pintu menuju sejarah-sejarah penting bagi manusia.

Cerita yang mempunyai kekuatan adalah cerita yang bisa membangkitkan empati, kemanusiaan dan memiliki nilai. Setuju kah kamu?

Jadi, apa cerita berharga yang pernah kamu dengar?

You May Also Like

2 komentar

  1. Keep writing ya kakkk...���� Ini aku selalu mampir di blog kk.. mana tau kk nulis lagi. and finallyy... wkwk

    BalasHapus
  2. Halooo... yaampun nggak nyangka ada yang mampi ke blog penuh sarang laba-laba ini wkwk. Terima kasih banyak ya. Nggak janji bakalan sering update, karena sering kalah sama motivasi yang nggak seberapa kuat wkwk tapi diyakinkan kalau ini akan jadi salah satu platform di mana aku menulis tentang hal random. Semoga berkenan hehehe

    BalasHapus

As an INFP (usually) prefer for harmony. But, I am bit masochist about myself, obviously about finding subjective or objective comments. So, please comfort your self to leave your impression.