Bagaimana Aku Tahu yang Aku Lakukan Itu Benar? [Bag. 2]

by - 3/18/2020 12:01:00 AM

Yak, perlu waktu berjuta tahun lamanya buat sekedar update lima list lainnya. Sungguh sebuah kesia-siaan duniawi yang kuhabiskan setiap harinya hahaha. 

Yok lah mari kita lanjutkan daftar selanjutnya untuk coba mengidentifikasi hal-hal yang kita lakuin setiap harinya itu udah bener apa belum. 

6. Kamu tidak lagi takut menjalani hari-harimu seperti kamu yang dahulu

Secara harfiah mungkin bukan 'takut' karena ada hal-hal yang tidak menyenangkan menghadang setiap harinya. Tapi lebih ke perasaan-perasaan gagal yang kelamaan bersarang tanpa pernah dievaluasi apa sebabnya. 

Misalnya dulu aku adalah tipe orang yang begitu inferior atas hal apapun yang melakat dalam diriku. Selalu mengolok diri bahwa aku gendut lah, kayak ibu-ibu lah, nggak punya selera fashion lah, cemen mau kemana-mana sendiri bahkan untuk nonton bioskop sendiri. Tapi, dengan perasaan tidak nyaman yang aku pelihara selama ini, aku tahu bahwa aku salah dengan semua perasaan itu. Akhirnya pelan-pelan aku mencoba untuk mulai menerima diriku apa adanya. Ya beginilah, emang kenapa? Aku embrace diriku untuk berani berkata, bersikap lebih gentle ke diri sendiri. Dan itu terbukti manjur untuk lebih bersikap bodo amat untuk hal-hal yang nggak esensial untuk dipikirkan:). Belum semuanya di titik meningkatkan kapasitas diri, tapi nggak apa-apa karena mungkin ada hal-hal yang cukup diterima saja tanpa perlu ada improve apa-apa. Karena terlalu banyak layer yang terlalu kompleks sampai kemampuan yang kita miliki masih di titik mengamini. 

7. Mau menerima bahwa hari-hari bisa sangat baik, atau sangat buruk

Nggak apa-apa kalau hari ini kamarmu rapi, beberapa jam kemudian udah berantakan kayak habis dihantam tangan Hulk padahal cuma lupa naruh hape pas beres-beresnya WKWKWK. Padahal ngumpulin mood-nya udah setengah mati. YA SUDAH BIASA. Kalau ada hari yang capek banget, kesel sama orang yang biasanya kulakukan adalah mikirin itu berjuta-juta hari dan akhirnya jadi destruktif ke diri sendiri. Kalau sekarang ya diamini saja namanya manusia biasa ya wajar aja kalau segala hal nggak selalu ideal. Ya sambil berkhayal satu hari atau beban segera pergi, dan kalau itu bisa membantu membuat perasaan lebih baik ya YAUDAH NGAYAL AJA nggak salah. Tapi mungkin perlu dibangun mindset kalau semua hal itu, baik dan buruk, akan berlalu. Jadi mungkin nggak bijak juga untuk terlalu attach sama satu momen, karena bersama kesedihan selalu ada kebahagiaan dan vice versa. Yang terpenting dari poin ini adalah hadir di sini, kini untuk merasakan semua proses dengan kesadaran penuh. 

8. Selalu menghargai semua orang

Attitude untuk menghargai semua orang itu mahal banget harganya. Attitude baik menurutku adalah investasi terbesar manusia. Untukku attitude selalu jadi indikator untuk menilai orang lain. Dengan membangun attitude tanpa menghakimi akan membawa kita pada petualangan-petualangan perspektif yang lebih luas. Kalau ditanya apa goals dari bersikap respect ini? Kalau menurutku kebijaksanaan dan ego. Ada dua hal esensial yang akan kita dapatkan apabila kita membentuk sikap menghargai orang lain ini. Kebijaksaan termasuk di dalamnya adalah ilmu, pengalaman (baik dan buruk), kesabaran dan juga ego bahwa di bawah langit masih ada langit atau ego untuk tidak menghakimi dengan apa yang kita anggap kita berdampak untuk kita. 

9. Kamu tahu apa 'panggilan jiwamu' 

Lanjutannya adalah agar orang lain tidak bisa menghentikan langkahmu. Nggak salah untuk bercita-cita jadi influencer, dokter, arsitek, konsultan, model you name it. Atau mungkin yang banyak digaungkan orang adalah passion. Silakan aja pakai istilah itu kalau kamu nyaman. Kalau aku lebih suka dengan istilah 'grit'. Mungkin bisa dibilang grit ini adalah next level dari passion. Grit adalah kekuatan passion ditambah kegigihan kalau kata Angela Duckworth. 

Beberapa hari yang lalu, ada seorang kawan yang bercerita bahwa dia bingung dengan tujuan karirnya. Dia tahu yang dia mau adalah bekerja sebagai copywriter, tetapi ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan lain, dia sedikit bingung untuk mengambil keputusan. Dan, menurutku hal seperti ini juga banyak terjadi pada oranglain, termasuk aku sendiri. Kalau ditanya apa yang menjadi tujuanku dalam hidup maka ada hal esensial yang harus menjadi pegangan. Walaupun jalan menuju tujuan itu harus dibreakdown menjadi tujuan karir, tujuan percintaan, tujuan pendidikan atau apa pun. Dan tujuan-tujuan dari masing-masing lini kehidupan itu yang mungkin saja dinamis, dan itu nggak apa-apa dan wajar. Menurutku yang harus diketahui adalah mengenai tujuan hidup yang paling utama itu apa? Kita ingin menjadi orang seperti apa? Itu yang akan menjadi pegangan kita untuk lebih realistis dalam melangkah, seabstrak apa pun tujuan hidup kita. Tujuan-tujuan pada berbagai lini itu yang akan membuatnya menjadi konkret. 

10. Kamu tahu apa yang kamu lakukan

Sedang dan akan. Jadi orang-orang tidak mudah menjatuhkanmu. Persistence atau kegigihan dengan apa yang menjadi tujuan hidupmu dan kamu melakukannya dengan senang hati, serius maka jalan akan lebih terang. Menjadi strategis untuk semua tujuan-tujuan hidup kita. Memahami diri sendiri (kelebihan, kelemahan) dan mengamini semua hal itu untuk melakukan upaya terbaik. Tidak takut pada pilihan, tidak takut gagal, tidak takut konsekuensi. Juga memahami bahwa tidak takut adalah sikap keberanian dan penerimaan diri bahwa gagal dan berhasil adalah biasa. Tidak takut adalah memberikan kesadaran penuh pada proses-proses yang dilalui. Tidak apa untuk gagal, tidak apa untuk lelah, tidak apa untuk marah dan sedih. Lalu, memacu diri untuk bergerak lagi, untuk maju atau berganti haluan. Kalau pun ingin berhenti di tempat, sadar konsekuensinya. 

--

Bagian satu bisa di baca di sini

You May Also Like

0 komentar

As an INFP (usually) prefer for harmony. But, I am bit masochist about myself, obviously about finding subjective or objective comments. So, please comfort your self to leave your impression.